Kamis, 22 Oktober 2009

Program Sederhana Q Basic

PROGRAM 1

INPUT

CLS
DIM NAMA$(100), ALAMAT$(100), TELEPON$(100)
INPUT “Masukkan Jumlah Data :”; D
FOR A = 1 TO D
INPUT “Masukkan Nama :”; NAMA$(A)
INPUT “Masukkan Alamat :”; ALAMAT$(100)
INPUT “Masukkan Telepon :”; TELEPON$(100)
NEXT A
PRINT “---------------------------------------“
PRINT “No Nama Alamat Telepon”
PRINT “---------------------------------------“
FOR A = 1 TO D
PRINT A, NAMA$(A), ALAMAT$(A), TELEPON$(A)
NEXT A
END



OUTPUT

Masukkan Jumlah Data :? 2
Masukkan Nama :? Reza
Masukkan Alamat :? JL Flamboyan
Masukkan Telepon :? 02199887766
Masukkan Nama :? Ardika
Masukkan Alamat :? JL Melati
Masukkan Telepon :? 02133445566
----------------------------------------
No Nama Alamat Telepon
----------------------------------------
1 Reza JL Flamboyan 02199887766
2 Ardika JL Melati 02133445566






Press any key to continue



PROGRAM 2

INPUT

CLS
OPEN "SISWA DATA" FOR APPEND AS #1
X = 1
DO
PRINT "Data Siswa Ke-"; X
INPUT "No Induk :"; NOINDUK$
IF NOINDUK$ <> "" THEN
INPUT "Nama :"; NAMA$
INPUT "Teori :"; TEORI
INPUT "Praktek :"; PRAKTEK
WRITE #1, NOINDUK$, NAMA$, TEORI, PRAKTEK
X = X + 1
LOOP UNTIL NOINDUK$ = ""
CLOSE #1
END


OUTPUT


Data Siswa Ke-1
No Induk :? 11108632
Nama :? Reza Sansa Hardika
Teori :? 70
Praktek :? 75
Data Siswa Ke-2
No Induk :?



Proses ini akan terus berulang-ulang, jika ingin mengakhiri maka tekan ENTER beberapa kali.




PROGRAM 3

INPUT


CLS
A:
2.10 PRINT "<>"
3.10 PRINT "1. MENGHITUNG LUAS SEGITIGA"
4.10 PRINT "2. MENGHITUNG ISI KUBUS"
5.10 PRINT "3. MENGHITUNG ISI SILINDER"
6.10 PRINT "4. EXIT"
PRINT
7.10 : INPUT "Pilihan :"; PIL
IF PIL = 1 THEN
CLS
PRINT "Mencari Luas Segitiga"
INPUT "Masukkan Alas :"; A
INPUT "Masukkan Tinggi :"; T
PRINT "Luas Segitiga :"; (.5 * A * T)
GOTO A:
ELSEIF PIL = 2 THEN
CLS
PRINT "Mencari Isi Kubus"
INPUT "Masukkan Sisi Kubus :"; S
PRINT "Isi Kubus Adalah :"; (S ^ 3)
GOTO A:
ELSEIF PIL = 3 THEN
CLS
PRINT "Mencari Isi Silinder"
INPUT "Masukkan Jari-Jari :"; R
INPUT "Masukkan Tinggi :"; Q
PRINT "Isi Silinder :"; (3.14 * (R ^ 2) * Q)
GOTO A:
ELSEIF PIL = 4 THEN
END
ELSE
CLS
COLOR 5
10.10 PRINT "Pilihan 1 s/d 4"
END IF
END


OUTPUT PROGRAM 3

<>
1. MENGHITUNG LUAS SEGITIGA
2. MENGHITUNG ISI KUBUS
3. MENGHITUNG ISI SILINDER
4. EXIT

Pilihan :? 1

(setelah di ENTER)

Mencari Luas Segitiga
Masukkan Alas :? 12
Masukkan Tinggi :? 14
Luas Segitiga : 84
<>
1. MENGHITUNG LUAS SEGITIGA
2. MENGHITUNG ISI KUBUS
3. MENGHITUNG ISI SILINDER
4. EXIT

Pilihan :? 2

(setelah di ENTER)

Mencari Isi Kubus
Masukkan Sisi Kubus :? 12
Isi Kubus Adalah : 1728
<>
1. MENGHITUNG LUAS SEGITIGA
2. MENGHITUNG ISI KUBUS
3. MENGHITUNG ISI SILINDER
4. EXIT

Pilihan :? 3

(setelah di ENTER)

Mencari Isi Silinder
Masukkan Jari-Jari :? 12
Masukkan Tinggi :? 10
Isi Silinder : 4521.6
<>
1. MENGHITUNG LUAS SEGITIGA
2. MENGHITUNG ISI KUBUS
3. MENGHITUNG ISI SILINDER
4. EXIT

Pilihan :? 4

(setelah di ENTER)

Maka akan keluar tulisan “Press any key to continue”

# Jika pilihan yang dimasukkan adalah angka selain 1,2,,3, dan 4 maka akan muncul :

Pilihan 1 s/d 4



LOGIKA PROGRAM 3


CLS
=>Merupakan perinteh untuk membersihkan layar output yang telah dipakai sebelumnya

A:
=>Merupakan suatu tempat penyimpanan data selanjutnya

2.10 PRINT "<>"
=>Merupakan perintah untuk mencetak “<>” pada lokasi 2.10

3.10 PRINT "1. MENGHITUNG LUAS SEGITIGA"
=> Merupakan perintah untuk mencetak “1. MENGHITUNG LUAS SEGITIGA” pada lokasi 3.10

4.10 PRINT "2. MENGHITUNG ISI KUBUS"
=> Merupakan perintah untuk mencetak “2. MENGHITUNG ISI KUBUS” pada lokasi 4.10

5.10 PRINT "3. MENGHITUNG ISI SILINDER"
=> Merupakan perintah untuk mencetak “3. MENGHITUNG ISI SILINDER” pada lokasi 5.10

6.10 PRINT "4. EXIT"
=> Merupakan perintah untuk mencetak “4. EXIT” pada lokasi 6.10

PRINT
=>Merupakan perintah untuk mencetak kosong untuk memberi jarak 1 kolom pada output nanti.

7.10 : INPUT "Pilihan :"; PIL
=>Berarti Pada lokasi 7.10 diperintahkan untuk memasukkan data berupa pilihan yang dimasukkan ke dalam variable PIL.

IF PIL = 1 THEN
CLS
=>Berarti jika pilihan yang diambil adalah 1 maka selanjutnya layar akan dibersihkan.

PRINT "Mencari Luas Segitiga"
=>Merupakan perintah untuk mencetak "Mencari Luas Segitiga”

INPUT "Masukkan Alas :"; A
=>berarti data yang dimasukkan adalah “Masukkan Alas:” yang merupakan tipe data numerik yang dimasukkan ke dalam variabel A


INPUT "Masukkan Tinggi :"; T
=> berarti data yang dimasukkan adalah “Masukkan Tinggi :” yang merupakan tipe data numerik yang dimasukkan ke dalam variabel T

PRINT "Luas Segitiga :"; (.5 * A * T)
=>merupakan perintah untuk mencetak “Luas Segitiga” sekaligus mencari luas segitiga dari nilai yang telah dimasukkan.

GOTO A:
=>merupakan perintah untuk kembali ke A:

ELSEIF PIL = 2 THEN
CLS
=>jika pilihan yang dimasukkan adalah 2, maka layar akan dibersihkan.

PRINT "Mencari Isi Kubus"
=>merupakan perintah untuk mencetak kalimat "Mencari Isi Kubus"

INPUT "Masukkan Sisi Kubus :"; S
=> berarti data yang dimasukkan adalah “Masukkan Sisi Kubus :” yang merupakan tipe data numerik yang dimasukkan ke dalam variabel S

PRINT "Isi Kubus Adalah :"; (S ^ 3)
=> merupakan perintah untuk mencetak kalimat “Isi Kubus Adalah :” sekaligus menghitung dengan menggunakan data yang telah dimasukkan.

GOTO A:
=>merupakan perintah untuk kembali ke A:

ELSEIF PIL = 3 THEN
CLS
=>jika pilihan lain yang dimasukkan adalah 3, maka layar akan dibersihkan.

PRINT "Mencari Isi Silinder"
=> merupakan perintah untuk mencetak kalimat "Mencari Isi Silinder"

INPUT "Masukkan Jari-Jari :"; R
=> berarti data yang dimasukkan adalah “Masukkan Jari-Jari:” yang merupakan tipe data numerik yang dimasukkan ke dalam variabel R

INPUT "Masukkan Tinggi :"; Q
=> berarti data yang dimasukkan adalah “Masukkan Tinggi:” yang merupakan tipe data numerik yang dimasukkan ke dalam variabel Q


PRINT "Isi Silinder :"; (3.14 * (R ^ 2) * Q)
=>merupakan perintah untuk mencetak kalimat “Isi Silinder :” sekaligus menghitung dengn menggunakan data yang telah dimasukkan.

GOTO A:
=>merupakan perintah untuk kembali ke A:

ELSEIF PIL = 4 THEN
END
=>jika pilihan yng diambil adalah 4 maka program akan berakhir.

ELSE
CLS
COLOR 5
10.10 PRINT "Pilihan 1 s/d 4"
=>pilihan lain maka layar akan dibersihkan dan akan tertulis “Pilihan 1 s/d 4 dengan warna font adalah ungu.

END IF
=>mengakhiri fungsi IF

END
=>mengakhiri program

Proposisi dan Hukum Aljabar Boolean

Proposisi

Proposisi adalah suatu kalimat (sentence) yang memiliki nilai kebenaran (truth value) benar (true), dengan notasi T atau dalam sirkuit digital disimbolkan dengan 1, atau nilai kebenaran salah (false) dengan notasi F atau 0 tetapi tidak kedua-duanya. Nama lain proposisi: kalimat deklaratif.

Pernyataan – Proposisi
 Proposisi adalah pernyataan-pernyataan yang berada pada suatu argumen
 Proposisi adalah pernyataan-pernyataan yang bisa diketahui secara teknis nilainya (benar atau salah)
 Kalimat perintah, kalimat tanya tidak termasuk ke dalam proposisi
 Juga, suatu proposisi tidak bisa digantikan dengan proposisi yang lain, walaupun artinya sama

Hukum-hukum Logika

Proposisi, dalam kerangka hubungan ekivalensi logika, memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan dalam sejumlah hukum pada Tabel 1.7. Beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada sistem bilangan riil, misalnya a(b + c) = ab + bc, yaitu hukum distributif, sehingga kadang-kadang hukum logika proposisi dinamakan juga hukum-hukum aljabar proposisi.

Hukum-hukum logika di atas bermanfaat untuk membuktikan keekivalenan dua buah proposisi. Selain menggunakan tabel kebenaran, keekivalenan dapat dibuktikan dengan hukum-hukum logika, khususnya pada proposisi majemuk yang mempunyai banyak proposisi atomik. Bila suatu proposisi majemuk mempunyai n buah porposisi atomik, maka tabel kebenarannya terdiri dari 2n baris. Untuk n yang besar jelas tidak praktis menggunakan tabel kebenaran, misalnya untuk n = 10 terdapat 210 baris di dalam tabel kebenarannya.

Contoh 1.Semua pernyataan di bawah ini adalah proposisi:
(a) 13 adalah bilangan ganjil
(b) Soekarno adalah alumnus UGM.
(c) 1 + 1 = 2
(d) 8  akar kuadrat dari 8 + 8
(e) Ada monyet di bulan
(f) Hari ini adalah hari Rabu
(g) Untuk sembarang bilangan bulat n  0, maka 2n adalah bilangan genap
(h) x + y = y + x untuk setiap x dan y bilangan riil

Contoh 2. Semua pernyataan di bawah ini bukan proposisi
(a) Jam berapa kereta api Argo Bromo tiba di Gambir?
(b) Isilah gelas tersebut dengan air!
(c) x + 3 = 8
(d) x > 3
• Proposisi dilambangkan dengan huruf kecil p, q, r, ….
p : 13 adalah bilangan ganjil.
q : Soekarno adalah alumnus UGM.
r : 2 + 2 = 4

Contoh 10. Tunjukkan bahwa p v ~(p v q) dan p v ~q keduanya ekivalen secara logika.
Penyelesaian:
p v ~(p v q ) <=> p v (~p n ~q) (Hukum Demogran)
<=> (p v ~p) ^ (p v ~q) (Hukum distributif)
<=>T ^ (p v ~q) (Hukum negasi)
<=>p v ~q (Hukum identitas)

Contoh 11. Buktikan hukum penyerapan: p ^ (p v q) <=> p
Penyelesaian:
p ^ (p v q) <=> (p v F) ^ (p v q) (Hukum Identitas)
<=> p v (F ^ q) (Hukum distributif)
<=> p v F (Hukum Null)
<=> p (Hukum Identitas)



Contoh 12.
Diberikan pernyataan “Tidak benar bahwa dia belajar Algoritma tetapi tidak belajar Matematika”.
(a) Nyatakan pernyataan di atas dalam notasi simbolik (ekspresi logika)
(b) Berikan pernyataan yang ekivalen secara logika dengan pernyataan tsb (Petunjuk: gunakan hukum De Morgan)
Penyelesaian Soal Latihan 1
Misalkan
p : Dia belajar Algoritma
q : Dia belajar Matematika
maka,
(a) ~ (p Ù ~ q)
(b) ~ (p Ù ~ q) Û ~ p Ú q (Hukum De Morgan)
dengan kata lain: “Dia tidak belajar Algoritma atau belajar Matematika”


referensi :

http://www.pdf-search-engine.com/gate-gate-dasar-aljabar-bolean-pdf.html
www.powerpoint-search.com/aljabar-boolean-ppt.html

Motivasi

Pengertian Motivasi
Motivasi di pandang ebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,termasuk perilqku belajar.
Siswa belajar karena didorong oleh nkekuatan mentalnya.kekuatan mental itu berupa keinginan,perhatian,kemauan ayau cita-cita.kekuatan mental tersebut dapattergolong rendah atau tinggi.ada ahli psikologi pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu:

 Kebutuhan
kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
 Dorongan
merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapa
 Tujuan
adalah hal yang ingin di capai oleh seorang individu.


Pentingnya Motivasi dalam Belajar

Penelitian psikologi banayk menhasilkan teori-teori motivasi tentang perilaku.subjek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan ada juga manusia.penelitian yang mneggunakan hewan adalah tergolong peneliti biologia dan behavioris.peneliti yang menggunakan terteliti manusia adalah peneliti kognitif.temuan ahli-ahli tersebut bermanfaat untuk bidang industry,tenaga kerja,urusan pemasaran,rekruting militer,konsultasi,dan pendidikan.
Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum,insting,dorongan,kebuthan,proses kognitif,dan interaksi.
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pelaku atau orang lain. Motivasi belajar danmotivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Menadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
3. Mengarahkan kegiatan belajar.
4. Membesarkan semangat belajar.
5. Menyadarkan tetang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan.

Kelima hal tersebut menunjukan betapa pentingnya motivasi berikut disadari oleh pelakunya.

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:

1. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam ragam.
3. Meningkatkan dan meyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.
4. Membuat peluang guru untuk “ unjuk kerja” rekayasa paedagogis.


jenis motivasi

A. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motivasi dasar.motiv-motiv dasar tersebut umunya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.
B. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari.hal ini berbeda dengan motivasi primer.
Thomas dan Znaniecki menggolongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan:
a) memperoleh pengalam baru
b) untuk mendapatkan respon
c) memperoleh pengkuan
d) memperoleh rasa aman


Sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal, dan dari luar seseorang yang dikenal motivasi eksternal.
Disamping itu kita isa membedakan motivasi intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman. Motivasi ini banyak dilakukan di sekolah dan masyarakat. Hadiah dan hukuman sering digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar.

. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Perilaku Belajar merupakan salah satu perilaku Membaca dengan motivasi “mencari sesuatu” lebih berarti bila dibandingkan dengan membaca “tanpa mencari sesuatu”. Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Oleh karena itu, peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar.

a. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar

Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan siswa dan bahan ajar. Untuk dapat memebelajarkan atau mengajarkan bahan pelajaran dipersyaratkan:
 Guru telah memepelajari bahan pelajran.
 Guru telah memahami bagian-bagian yang mudah, sedang, dan sukar.
 Guru telah menguasai cara-cara mempelajari bahan.
 Guru telah memahami sifat bahan pelajran tersebut.
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain:
 Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar.
 Belajar menjadi bermakana bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya
 Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatka segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.
 Sesuai dengan perkembangn jiwa siswa maka kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai yang paling menantang.
 Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan kemudian hari.

b. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Perkembangan

Guru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar. Guru lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Sering kali siswa lengah tentang nilai kesempatan belajar. Oleh karena itu guru dapat mengupayakan optimalisasi unsue-unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada dalam lingkungan siswa. Upaya optimalisasi tersebut sebagai berikut:
 Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya.
 Memelihara minat kemauan dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar.
 Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali agar memberi kesempatan pada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
 Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
 Menggunakan waktu secara tertib.
 Guru merangsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya diri.

c. Optimalisasi Pemanfaatan dan Pengalaman Kemampuan Siswa

Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak-tindak belajar setiap hari bertolak dari jadwal pelajaran sekolah. Untuk menghadapi hari pertama masuk sekolah guru telah membuat rancangan pengajaran. Sedangkan siswa telah terbiasa dengan membaca buku pelajaran. Siswa telah mengalami belajar yang berhasil atau belajar yang gagal sebelumnya.
Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran siswa. Sebagai fasilitator belajar, guru diharapkan memantau”tingkat kesukaran pengalam belajar”, dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar.

d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Siswa

belajar di sekolah menjadi pola umum kehidupan warga masyarakat di Indonesia. Dewasa ini keinginan hidup lebih baik telah dimiliki oleh warga masyarakat.
Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
• Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan,seperti mengatur kelas dan sekolah yang tertib dan indah
• Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar
• Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar,seperti lomba baca, lomba karya tulis, lomba tanam bunga, lomba lukis, lomba kerajinan
• Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajae seperti buku bacaan, majalah, alat olahraga, dan kebun coba
• Guru “memberanikan” siswa untuk mencatat keinginan-keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tidak tercapai
• Guru bekerja sama dengan pendidik lain seperti orang tua,ulama atau pendeta, pramuka, dan para instruktur pendidik pemuda, untuk mendidikan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat
Dalam rangka pengembangan cita-cita belajar tersebut, guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Program-program yang dapat dilakukan bersama antara lain sebagai berikut:
• Program lomba baca yang diselenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan, dalam hal ini sekolah, masyarakat desa, lembaga agama, pramuka, membuat kegiatan bersama
• Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, untuk kreativitas seni
• Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna

Selasa, 13 Oktober 2009

R Programing (Histogram dan Polygon)

> tinggi = c (157,168,180,175,165,165,170,155,160,165,190,157,157,165,170,175,178,180,183,168,167,165,168,170,175,165,177,171,166,165,180,178,156,178,168,183,157,160,177,167,180,168,168,166,158,158,157,160,163,170,171,176,157,177,156,169,159,180,176,167)
 variable tinggi dan memesukkan data ke dalam variable tinggi tersebut
> tinggi
[1] 157 168 180 175 165 165 170 155 160 165 190 157 157 165 170 175 178 180 183
[20] 168 167 165 168 170 175 165 177 171 166 165 180 178 156 178 168 183 157 160
[39] 177 167 180 168 168 166 158 158 157 160 163 170 171 176 157 177 156 169 159
[58] 180 176 167
 melihat data tinggi
> length (tinggi)
[1] 60
mencari panjang data
> sort (tinggi)
[1] 155 156 156 157 157 157 157 157 157 158 158 159 160 160 160 163 165 165 165
[20] 165 165 165 165 166 166 167 167 167 168 168 168 168 168 168 169 170 170 170
[39] 170 171 171 175 175 175 176 176 177 177 177 178 178 178 180 180 180 180 180
[58] 183 183 190
 Mengurutkan data
> min (tinggi)
[1] 155
> max (tinggi)
[1] 190
 mencari nilai maksimal dan minimal
> jumkel=1+(3.322*log10(length(tinggi)))
> jumkel
[1] 6.907018
> round (jumkel)
[1] 7
 mencari jumlah kelas dan membulatkan nilai kelas tersebut
> jangkauan=max(tinggi)-min(tinggi)
> jangkauan
[1] 35
> interval=jangkauan/jumkel
> interval
[1] 5.067309
> round (interval)
[1] 5
 mencari jangkauan dan interval serta membulatkan nilai interval


> frek=function(x,y,z)
+ {
+ a=0
+ for (i in 1:length(x))
+ {
+ if (x[i]>=y&&x[i]<=z)
+ {
+ a=a+1
+ print (a)
+ }
+ }
+ }
 memasukkan nilai frekuensi ke dalam suatu fungsi

> frek
function(x,y,z)
{
a=0
for (i in 1:length(x))
{
if (x[i]>=y&&x[i]<=z)
{
a=a+1
print (a)
}
}
}
 menampilkan frek

> frek(tinggi,155,159)
[1] 1
[1] 2
[1] 3
[1] 4
[1] 5
[1] 6
[1] 7
[1] 8
[1] 9
[1] 10
[1] 11
[1] 12
 menampilkan banyaknya frekuensi antara 155-159

> frek(tinggi,160,164)
[1] 1
[1] 2
[1] 3
[1] 4
 menampilkan banyaknya frekuensi antara 160-164
> frek(tinggi,165,169)
[1] 1
[1] 2
[1] 3
[1] 4
[1] 5
[1] 6
[1] 7
[1] 8
[1] 9
[1] 10
[1] 11
[1] 12
[1] 13
[1] 14
[1] 15
[1] 16
[1] 17
[1] 18
[1] 19
 menampilkan banyaknya frekuensi antara 165-169
> frek(tinggi,170,174)
[1] 1
[1] 2
[1] 3
[1] 4
[1] 5
[1] 6
 menampilkan banyaknya frekuensi antara 170-174
> frek(tinggi,175,179)
[1] 1
[1] 2
[1] 3
[1] 4
[1] 5
[1] 6
[1] 7
[1] 8
[1] 9
[1] 10
[1] 11
 menampilkan banyaknya frekuensi antara 175-179
> frek(tinggi,180,184)
[1] 1
[1] 2
[1] 3
[1] 4
[1] 5
[1] 6
[1] 7
 menampilkan banyaknya frekuensi antara 180-184
> frek(tinggi,185,189)
> frek(tinggi,190,194)
[1] 1
 menampilkan banyaknya frekuensi antara 185-189 dan 190-194
> mean (155:159)
[1] 157
> mean (160:164)
[1] 162
> mean (165:169)
[1] 167
> mean (170:174)
[1] 172
> mean (175:179)
[1] 177
> mean (180:184)
[1] 182
> mean (185:189)
[1] 187
> mean (190:194)
[1] 192
 mencari nilai mean atau nilai tengah dat

> hist(tinggi,main='Data Tinggi Badan 2KA10')
 mencetak histogram dengan nama Data Tinggi Badan 2KA10

titiktengah=c(157,162,167,172,177,182,187,192)
> titiktengah
[1] 157 162 167 172 177 182 187 192
> fi=c(12,4,19,6,11,7,0,1)
> fi
[1] 12 4 19 6 11 7 0 1
 memasukkan nilai-nilai ke dalam variable titiktengah dan fi

> plot(titiktengah,fi,main='Data Tinggi Badan 2KA10')
 mencetak plot

> polygon(titiktengah,fi,col="green",border="red")