Kamis, 28 Oktober 2010

Perencanaan Penulisan Karya Ilmiah

Tahap penulisan karya ilmiah

  • Tahap persiapan
  • Tahap pengembangan
  • Tahap revisi

Tahap pra penulisan

1. Memilih topik :

  • Berisi masalah yang belum diteliti
  • Bermanfaat untuk penulis dan orang lain
  • Permasalahan menarik untuk dibahas
  • Menguasai topik yang akan dibahas
  • Mudah dalam memperoleh bahan yang akan diteliti

2. Membatasi Topik :

  • Topik dibatasi agar penelitian karya ilmiah terfokus pada tujuan yang ada untuk diteliti.

3. Topik dan Judul :

  • Judul bersifat objektif
  • Judul bersifat ilmiah
  • Mencantumkan variabel yang akan diteliti
  • Judul menarik
  • Singkat
  • Jelas

4. Merumuskan Tujuan Penulisan

Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam penulisan selanjutnya dengan menentukan tujuan penulisan. Tujuan penulisan disesuaikan dengan perumusan masalah yang akan diteliti

5. Mengumpulkan Bahan

Bahan-bahan yang diperoleh dari berbagai sumber sebaiknya dicatat. Pengetahuan ini diperlu terutama dalam penulisan karya ilmiah. Pengetahuan ini bertujuan untuk memudahkan penulis dalam mencari sumber informasi.

Informasi yang diperoleh dari bacaan dapat di tuliskan dalam beberapa bentuk, yakni :

1. Kutipan, Jika kita menyalin kata-kata dari buku tepat seperti aslinya.

2. Prafase, jika kita mengungkapkan kembali maksud penulis dengan kata-kata sediri

3. Rangkuman atau ringkasan. Jika kita meringkas yang kita baca.

4. Evaluasi atau ulasan, jika kita mengemukakan reaksi terhadap gagasan yang dikemukakan penulis.

Tujuan berbagai pertimbangan dalam menentukan sampel adalah agar diperoleh sampel representatif bagi populasinya. Dalam hal ini ada empat parameter yang berpengaruh, yaitu:

    1. variabilitas populasi
    2. besar sampel
    3. teknik penentuan sampel
    4. kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.

Prosedur pengambilan data berpengaruh terhadap kualitas data, oleh karena itu harus diikuti secara tertib. Untuk pengolahan dan analisis data telah dikembangkan teknik atau prosedur tertentu, yang masing masing pada umumnya mensyaratkan hal tertentu.

6. Menyusun Kerangka

Berisi gambaran penelitian secara menyeluruh yang memperlihatkan paradigma teori tentang masalah yang diteliti. Proses kerangka dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan penyelesaiannya, yang harus merupakan satu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh.

Sumber:


Artikel Terkait Tulisan Perencanaan Karya Ilmiah


Hakikat karya ilmiah


Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan,

deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis,

disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan

bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau

bukti-bukti empirik.


Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk

menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk

mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti

perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu

pengetahuan/hasil penelitian.


Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk

meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu

pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat

untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis,

berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan

menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan,

serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang

terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.



PROSES PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH


1. Asas-asas Mengarang Secara Jelas

Di Amerika Serikat dalam tahun 1944 didirikan Robert Gunning Associates, sebuah badan usaha yang memberikan Penyuluhan Keterbacaan (Readability counseling) dan kursus/latihan dalam penulisan yang jelas (clear writing) kepada berbagai penerbit dan surat kabar. Pendirinya Robert Gunning kemudian mengarang buku-buku berjudul

Principles of Clear Writing, Clear News Writing, The Technique of Clear Writing.

Berikut ini adalah sepuluh asas mengarang secara jelas yang dikemukakannya.

1. Keep sentences short
2. Prefer the simple to the complex
3. Prefer the familiar word
4. Avoid unnecessary words
5. Put action in your verbs
6. Write like you talk
7. Use terms you reader can picture
8. Tie in with your reader’s experience
9. Make full use of variety
10. Write to express not impress


1. Usahakanlah kalimat-kalimat yang pendek

Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting bagi keterbacaan. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek. Penulisan kalimat yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan kejelasan karangan.

2. Pilihlah yang sederhana daripada yang rumit

Kata-kata yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih

meningkatkan keterbacaan suatu karangan

3. Pilihlah kata yang umum dikenal

Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga

ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca

4. Hindari kata-kata yang tidak perlu

Setiap perkataan harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan. Kata-kata

yang tak perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannya.

5. Berilah tindakan dalam kata-kata kerja Anda

Kata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan/warta yang dimaksud. Kalimat ‘Bola itu menjebol gawang lawan’ lebih bertenaga dari “Gawang

lawan kemasukan bola itu”

6. Menulislah seperti Anda bercakap-cakap

Perkataan tertulis hanyalah pengganti perkataan yang diucapkan lisan. Dengan mengungkapkan gagasan seperti halnya bercakap-cakap, karangan menjadi lebih jelas.

7. Pakailah istilah-istilah yang pembaca Anda dapat menggambarkannya

Perkataan yang konkret lebih jelas bagi pembaca daripada perkataan yang abstrak. Sebagai contoh, “factory town” (kota dengan banyak pabrik) lebih mudah ditangkap maksudnya daripada istilah “industrial community” (masyarakat industri).

8. Kaitkan dengan pengalaman pembaca Anda

Istilah-istilah yang abstrak memang berguna untuk proses pemikiran, tetapi licin untuk berkomunikasi karena terbuka bagi macam-macam penafsiran. Karangan yang jelas ialah bilamana dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pengalamannya.

9. Manfaatkan sepenuhnya keanekaragaman

Karangan tidak boleh senada, datar, sepi sehingga membosankan pembaca. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat maupun ungkapan lainnya. Kata Disraelli, “Keanekaragaman dalam karangan adalah sumber kesenangan dalam pembacaan”

10. Mengaranglah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan

Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya.( Widyamartaya, 1997: 87)

(Disarikan dari buku Robert Gunning, The Technique of Clear Writing, 1952, Part Two).

Penggunaan Bahasa Tulis

I. Dalam menggunakan kata dan frase

1. hendaknya dihindari pemakaian kata atau frase tutur dan kata atau frase setempat,

kecuali bila sudah menjadi perkataan umum.

2. hendaknya dihindarkan pemakaian kata atau frase yang telah usang atau mati

3. hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai

dengan suasana dan tempatnya.

4. hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim

tidak selamanya sama benar arti pemakaiannya.

5. hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam

karangan umum

6. hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa Indonesia sudah ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk bermegah dan berbahasa tinggi

7. untuk memperkecil banyaknya kata kembar dan kata bersaingan, dan untuk menghindari beban atau pemberat yang tidak perlu dalam pemakaian bahasa, sebaiknya dipedomani kelaziman dan ketentuan ejaan

Sumber : W. J. S Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, cetakan ke-2,

1979

II. Dalam menyusun kalimat

1. gunakanlah kalimat-kalimat pendek
2. gunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang
3. gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya
4. gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
5. gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif
6. gunakan bahasa padat dan kuat
7. gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatif


Sumber : H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, cetakan ke-3, 1984





Sumber Artikel :

1. http://www.scribd.com/doc/38988415/Hakikat-karya-ilmiah

2. http://www.scribd.com/doc/9678474/Proses-Penyusunan-Karangan-Ilmiah