Rabu, 19 Mei 2010

Paus Secepat Angin


Oleh Jennifer S Holland
Foto oleh Doug Perrine, Brandon Cole, Marc Montocchio


Mereka jarang terlihat. Lebih jarang lagi dipotret. Paus bryde’s melesat melintasi perairan dangkal Pasifik untuk menyantap ikan dengan rakusnya.
Lautan di lepas pantai Baja bergolak laksana arena penembakan torpedo. Seekor paus yang kurus dan panjang melesat dari kedalaman, mengejar ribuan ikan makarel dan sarden yang terdesak ke permukaan oleh ikan-ikan setuhuk dan singa laut. Dengan serta-merta, paus tersebut menyergap kelompok-ikan yang terbesar, mulutnya terbuka lebar, kantong kerongkongannya menggelembung oleh air laut. Meski mulutnya yang menganga menciptakan hambatan yang besar, kibasan ekor si paus yang berotot mendorongnya maju menembus air. Rahangnya lalu mengatup diiringi semburan busa. Pemburu-pemburu yang lain berputar-putar di sekelilingnya, menunggu giliran bersantap.
Dinamai mengikuti nama pengusaha penangkapan paus asal Norwegia hampir seabad silam, Bryde’s (diucapkan bru-daz) merupakan paus balin (tulang penyaring) yang menggunakan pelat-pelat di mulutnya yang menyerupai saringan untuk menapis makanan dari laut. ”Namun mereka sama sekali tidak terlihat seperti raksasa tambun penyaring plankton yang bergerak lamban di permukaan laut,” kata fotografer Doug Perrine. ”Mereka seperti peluru kendali yang licin,” menyerang mangsa yang lebih besar dan lebih gesit dibandingkan sejumlah spesies paus balin lainnya. Perrine dan rekan-rekannya tengah memotret ikan-ikan setuhuk ketika mereka menyaksikan paus-paus yang jarang terpotret itu. Menyelam bersama paus-paus tersebut ”terasa seperti berjalan di rel kereta saat kabut,” kata Perrine, ”kita sadar bahwa lokomotif berkecepatan tinggi dapat muncul begitu saja,” dari arah manapun, tanpa suara peringatan apapun.

Herannya hanya sedikit yang diketahui tentang spesies tersebut. Paus bryde’s yang lapisan lemak tubuhnya tidaklah tebal kurang diminati oleh penangkap paus. Mamalia raksasa ini juga kurang diperhatikan para ilmuwan, antara lain karena spesies tersebut sulit ditemukan. Paus bryde’s bepergian dalam kelompok-kelompok kecil atau sendirian dan mampu menyelam hingga kedalaman 300 meter. Menurut laporan, paus ini paling banyak ditemukan di perairan khatulistiwa yang hangat dan kemungkinan besar berkembang biak sepanjang tahun serta bisa jadi menggunakan suara berfrekuensi rendah untuk menemukan sesamanya dalam jarak yang sangat jauh. Namun informasi rinci tentang pergerakan, kebiasaan kawin, dan status populasinya masih belum jelas, terkadang tercampur aduk dengan saudaranya yang lebih terkenal yaitu paus sei—yang membuat pertemuan tak terduga dengan paus bryde’s di tengah samudera biru yang luas menjadi semakin indah.

referensi : http://nationalgeographic.co.id/featurepage/109/paus-secepat-angin/2

Tidak ada komentar: