Rabu, 19 Mei 2010

Tetes Air Terakhir


Anda tidak harus menjadi seorang pejuang lingkungan berkomitmen tinggi seperti Pape, editor layanan berita mengenai perubahan iklim, untuk menyadari bahwa masa air murah dan melimpah sudah mendekati titik akhir. Walau masih dibutuhkan waktu sangat lama hingga Bumi akan mati kekeringan. “Bahwa kita akan menemukan cara menangani masalah pasokan air adalah hal yang pasti,” ujar Peter Gleick, presiden Pacific Institute, sebuah lembaga penelitian lingkungan nonpartisan. “Tantangannya adalah bagaimana kita dapat menangani dan menghindari kesengsaraan serta penderitaan untuk mencapai tujuan kita.”

Menurut pandangan Gleick, ada dua cara penyelesaian yang dapat dilakukan. Cara sulit, di mana sebagian besar fokus tertuju hanya pada cara untuk menyediakan pasokan air baru, seperti bendungan , kanal-kanal, dan pipa-pipa maha besar yang mengalirkan air dalam jarak sangat jauh. Gleick lebih memilih cara mudah: sebuah metode pendekatan komprehensif yang mencakup pelestarian dan efisiensi, infrastruktur berskala komunitas, perlindungan terhadap ekosistem air, pengelolaan pada tingkat pelaksanaan dan bukan administratif, serta tata ekonomi yang cerdas.

Hingga pertengahan tahun 1980-an, kota Albuquerque, sekitar 100 kilometer barat daya tempat tinggal Pape di Santa Fe, tak menyadari bahwa mereka harus melakukan perubahan untuk mengatasi masalah pasokan air. Para ahli hidrogeologi meyakini bahwa kota ini berada di atas sebuah reservoir bawah tanah “sebesar Lake Superior,” kata Katherine Yuhas, direktur konservasi Otoritas Pengelola Air Albuquerque Bernalillo County. Budaya dan kebiasaan setempat disesuaikan dengan kondisi daerah hijau : Para agen pengembang memikat pembeli potensial dari wilayah-wilayah lembap dan hijau dengan tata lanskap yang serimbun dan sehijau negara bagian Vermont; standar tata bangunan setempat mengharuskan adanya pekarangan. Namun, kemudian penelitian mengungkap kabar yang mengejutkan: akuifer Albuquerque sama sekali tidak sebesar yang diperkirakan dan telah disedot lebih cepat daripada kemampuan tingkat curah hujan dan lelehan salju untuk mengisinya kembali.

referensi : http://nationalgeographic.co.id/featurepage/146/tetes-terakhir/2

Tidak ada komentar: